Selasa, 27 Mei 2008

सेपिरिंग नासी केसुक्सेँ बोब सदिनो

Bob Sadino: Sepiring Nasi Kesuksesan

Sukses bagi seorang entrepreneur sejati seperti Bob Sadino, ternyata begitu sederhana. “Kalau saya mengharapkan besok saya bisa makan, dan besok saya dapat makan, saya sudah sukses,” ungkap bos Kemchicks Group ini. Ia bilang, banyak orang tidak pernah memahami arti sepiring nasi. Makan dianggap sebagai kewajaran jika orang tidak punya masalah untuk mendapatkan makanan. Tapi bagi orang yang pernah lapar, pernah tidak makan, sepiring nasi mempunyai arti yang sangat besar dan sangat mendalam. “Mungkin titik berangkat saya itu yang membuat saya bisa begini hari ini,” tutur Bob, yang pernah jadi sopir taksi dan nguli di Jakarta dengan upah Rp100 per hari.

Bob, yang lulus SMA tahun 1953 itu mengkritik keras kecenderungan para orang tua yang malas mendidik sendiri anak-anaknya. Para orang tua itu melepaskan tanggungjawab mendidik anak dan seenaknya membebankan tugas itu pada sekolah. Akhirnya, sering mereka memaksakan kehendak pada anak-anak dalam hal memilih jenis pendidikan. Padahal, kata pengusaha gaek yang pernah ikut-ikutan temannya kuliah di Fakultas Hukum UI ini, semua anak bebas menentukan pilihan. Namun itulah egoisnya orang tua. Tanpa sadar mereka sedang memperkosa pikiran anak-anak.

Bagi Bob, keteladanan sangat bermakna untuk membangun mental seseorang. “Bukan dengan memicu dan memacu, karena banyak orang yang tidak mau dipicu dan dipacu,” tegas Bob. Ia mengaku sangat keras dalam mendidik anak-anaknya, tetapi juga memberi pilihan sebebas-bebasnya. Disiplin harus ditegakkan, tapi kemandirian juga harus ditumbuhkan. Itulah semangat Bob dalam menggerakkan para karyawan di Kemchicks Group, yang mana mereka dianggapnya sebagai anak-anak sendiri.

Teramat sayang jika orang hanya mengingat seorang Bob Sadino sebagai pengusaha nyentrik, yang kemana-mana pakai celana pendek. Makin digali, makin ketemulah sosoknya sebagai seorang Master Kehidupan. Bahasanya bernuansa sufistik. Ungkapan-ungkapan yang sederhana, lugas, dan kadang provokatif namun kaya makna itu, menjadikannya bak seorang “Guru Zen” dalam hal bisnis. “Saya ini seperti sebuah gitar tua di atas meja. Apakah saya bisa mengalunkan irama yang indah atau buruk, tergantung siapa yang memetiknya,” ungkap Bob saat didesak untuk mengeluarkan seluruh ‘ilmunya’ oleh Edy Zaqeus.

Kalau pikiran ini kita umpamakan sebuah cangkir teh, maka kita tak bakalan pernah bisa mengenal “tehnya” Bob Sadino, jika kita tak lebih dulu mengosongkan cangkir itu. Berikut petikan wawancara antara Bob Sadino, sang “Guru Zen” bisnis, dengan salah satu pengagumnya, Edy Zaqeus. Wawancara berlangsung sepanjang perjalanan dari rumah Bob di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, sampai di kantornya di kawasan industri Pulo Gadung, Jakarta Timur.

Tidak ada komentar:

BELAJAR NGOMONG

9 Penyebab Ketakutan Berbicara di Depan Umum

Hampir kebanyakan orang yang pernah merasakan berbicara didepan umum,
pasti pernah mengalami ketakutan. Keringat dingin, gelisah, selalu merasa
ingin ke toilet adalah sebagian refleksi dari rasa ketakutan tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian ada 9 penyebab ketakutan yang signifikan ketika
berbicara didepan umum :

1. Takut akan gagal, ingin selalu sukses dan takut gagal malah
kadangkala membuat ketakutan itu semakin besar.

2. Tidak ada rasa percaya diri, merasa diri tidak mampu untuk
melakukan hal tersebut.

3. Traumatis, memiliki rasa takut dan merasa sendirian ketika
berdiri di panggung dan semua mata melihat padanya.

4. Takut dinilai/dihakimi, hal ini terjadi karena adanya perasaan
takut ketika banyak orang membicarakan dirinya atau pendapatnya.

5. Terlalu perfeksionis, perfeksionis baik, tetapi terlalu
perfeksionis dan berharap terlalu banyak pada dirinya sendiri malah membuat efek
negatif.

6. Takut akan orang banyak, merasa tidak nyaman dan tidak percaya
diri ketika berbicara di depan puluhan, ratusan atau ribuan orang.

7. Kurangnya persiapan, persiapan yang minim membuat rasa takut
untuk berbicara di cepan umum ini semakin menjadi-jadi.

8. Stress, menghindari stress ketika berbicara di depan umum.

9. Blank, takut tidak tahu apa yang harus dilakukan, apa yang
harus dibicarakan ketika berbicara didepan umum.

Semua penyebab ketakutan diatas harus diatasi, pahamilah bahwa semua
orang mengalaminya bahkan pembicara hebatpun pasti pernah mengalaminya.
So…kenali dan taklukan penyebab rasa takutmu.