Selasa, 27 Mei 2008

cinta tanpa syarat

CINTA TANPA SYARAT
Action & Wisdom Motivation Training

Dikisahkan, ada sebuah keluarga besar. Kakek dan nenek mereka merupakan pasangan suami istri yang tampak serasi dan selalu harmonis satu sama lain. Suatu hari, saat berkumpul bersama, si cucu bertanya kepada mereka berdua, "Kakek, Nenek, tolong beritahu kepada kami resep akur dan cara Kakek dan Nenek mempertahan cinta selama ini agar kami yang muda-muda bisa belajar."

Mendengar pertanyaan itu, sesaat kakek dan nenek beradu pandang sambil saling melempar senyum. Dari tatapan keduanya, terpancar rasa kasih yang mendalam di antara mereka. "Aha, Nenek yang akan bercerita dan menjawab pertanyaan kalian," kata kakek.

Sambil menerawang ke masa lalu, nenek pun memulai kisahnya. "Ini pengalaman kakek dan nenek yang tak mungkin terlupakan dan rasanya perlu kalian dengar dengan baik. Suatu hari, kami berdua terlibat obrolan tentang sebuah artikel di majalah yang berjudul ‘bagaimana memperkuat tali pernikahan'. Di sana dituliskan, masing-masing dari kita diminta mencatat hal-hal yang kurang disukai dari pasangan kita. Kemudian, dibahas cara untuk mengubahnya agar ikatan tali pernikahan bisa lebih kuat dan bahagia. Nah, malam itu, kami sepakat berpisah kamar dan mencatat apa saja yang tidak disukai. Esoknya, selesai sarapan, nenek memulai lebih dulu membacakan daftar dosa kakekmu sepanjang kurang lebih tiga halaman. Kalau dipikir-pikir, ternyata banyak juga, dan herannya lagi, sebegitu banyak yang tidak disukai, tetapi tetap saja kakek kalian menjadi suami tercinta nenekmu ini," kata nenek sambil tertawa. Mata tuanya tampak berkaca-kaca mengenang kembali saat itu.

Lalu nenek melanjutkan, "Nenek membacanya hingga selesai dan kelelahan. Dan, sekarang giliran kakekmu yang melanjutakan bercerita." Dengan suara perlahan, si kakek meneruskan. "Pagi itu, kakek membawa kertas juga, tetapi.... kosong. kakek tidak mencatat sesuatu pun di kertas itu. Kakek merasa nenekmu adalah wanita yang kakek cintai apa adanya, kakek tidak ingin mengubahnya sedikit pun. Nenekmu cantik, baik hati, dan mau menikahi kakekmu ini, itu sudah lebih dari cukup bagi kakek."

Nenek segera menimpali, "Nenek sungguh sangat tersentuh oleh pernyataan kakekmu itu sehingga sejak saat itu, tidak ada masalah atau sesuatu apa pun yang cukup besar yang dapat menyebabkan kami bertengkar dan mengurangi perasaan cinta kami berdua."

Pembaca yang budiman,
Sering kali di kehidupan ini, kita lebih banyak menghabiskan waktu dan energi untuk memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan, dan yang menyakitkan. Padahal, pada saat yang sama kita pun sebenarnya punya kemampuan untuk bisa menemukan banyak hal indah di sekeliling kita.

Saya yakin dan percaya, kita akan menjadi manusia yang berbahagia jika kita mampu berbuat, melihat, dan bersyukur atas hal-hal baik di kehidupan ini dan senantiasa mencoba untuk melupakan yang buruk yang pernah terjadi. Dengan demikian, hidup akan dipenuhi dengan keindahan, pengharapan, dan kedamaian.

Tidak ada komentar:

BELAJAR NGOMONG

9 Penyebab Ketakutan Berbicara di Depan Umum

Hampir kebanyakan orang yang pernah merasakan berbicara didepan umum,
pasti pernah mengalami ketakutan. Keringat dingin, gelisah, selalu merasa
ingin ke toilet adalah sebagian refleksi dari rasa ketakutan tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian ada 9 penyebab ketakutan yang signifikan ketika
berbicara didepan umum :

1. Takut akan gagal, ingin selalu sukses dan takut gagal malah
kadangkala membuat ketakutan itu semakin besar.

2. Tidak ada rasa percaya diri, merasa diri tidak mampu untuk
melakukan hal tersebut.

3. Traumatis, memiliki rasa takut dan merasa sendirian ketika
berdiri di panggung dan semua mata melihat padanya.

4. Takut dinilai/dihakimi, hal ini terjadi karena adanya perasaan
takut ketika banyak orang membicarakan dirinya atau pendapatnya.

5. Terlalu perfeksionis, perfeksionis baik, tetapi terlalu
perfeksionis dan berharap terlalu banyak pada dirinya sendiri malah membuat efek
negatif.

6. Takut akan orang banyak, merasa tidak nyaman dan tidak percaya
diri ketika berbicara di depan puluhan, ratusan atau ribuan orang.

7. Kurangnya persiapan, persiapan yang minim membuat rasa takut
untuk berbicara di cepan umum ini semakin menjadi-jadi.

8. Stress, menghindari stress ketika berbicara di depan umum.

9. Blank, takut tidak tahu apa yang harus dilakukan, apa yang
harus dibicarakan ketika berbicara didepan umum.

Semua penyebab ketakutan diatas harus diatasi, pahamilah bahwa semua
orang mengalaminya bahkan pembicara hebatpun pasti pernah mengalaminya.
So…kenali dan taklukan penyebab rasa takutmu.